Halaman

Flying Cute Green Butterfly

Point laman

assalamualaikum kawan2 mari kita mulai dengan bismillah ^_^ yupss.. mari kerjakan sekarang. SEMANGGI,,,,

Kamis, 12 Januari 2012

anak kecil mungil tak berdosa

Assalamualaikum wr.wb

Sedikit sharing pengalamanqu di Panti Asuhan Tunas Bangsa
Perjalanan dimulai ketika kami semua sudah berkumpul di halte uin yg baru,, tempat yang kita semua ingin memulai praktik. Pagi itu loksinya mungkin sedikit jauh dari rumahqu,, tepatnya kali ini berada di jakarta timur dan saya baru pertama kali kesana,, yaitu panti asuhan tunas bangsa milik pemerintah dinas departemen sosial. Ketika tiba disana kami semua mulai berkumpul dalam aula dan mengetahui sekilas tentang berdirinya panti tersebut, sampai dengan orientasi tempat di panti asuhan tersebut. Saat kami memulai pengenalan tempat saya sempat tertegun dan termenung ketika ada sekelompok orang yang tidak peduli bahkan tidak terketuk hatinya untuk merawat bayi-bayi yang terlahir suci dan tak berdosa. bayi tersebut didapatkan dengan cara yang beraneka ragam dari bayi yang dibuang dipinggir panti tersebut oleh ibu atau ayahnya sendiri, bayi yang telah dianiaya atau korban KDRT, bayi yang di dapat dari RS ketika ditinggal oleh orang tuanya, dan bayi yang ditemukan oleh petugas satpol PP, sampai-sampai karena  kurang biaya dan bingung untuk merawat si anak ibu sengaja menitipkan anaknya di panti asuhan tersebut. Sungguh ironis memang masih saja ada yang tega membuang rezeki yang di turunkan Allah buat mereka yang dititipkan amanah menjadi orangtua.. apakah  mereka semua lupa pasti  setiap perbuatan yang akan mereka perbuat akan dimintakan pertanggung jawabannya, dan pastinya bayi tersebut bisa menjadi penolong nantinya di surga,, karena mungkin bayi tersebut bisa menjadi anak yang soleh/sholehah yang senantiasa mendoakan kedua orangtuanya.  
Rasulullah s.a.w pernah mengungkapkan keutamaan amal jariah di antara semua jenis kebajikan, iaitu pahalanya tetap mengalir walaupun orang yang melakukannya telah tiada (wafat). Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud: 

“Apabila meninggal anak cucu Adam (manusia), maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal sahaja iaitu sedekah jariah, ilmu yang diambil manfaatnya oleh manusia, dan anak yang soleh yang berdoa untuknya.” (Riwayat Ahmad).         
Dalam hadis-hadis berikut, Rasulullah s.a.w menyebutbeberapa jenis amal jariah yang berkait langsung dengan kepentingan masyarakat. Baginda bersabda yang bermaksud: 
“Sesungguhnya amal soleh yang akan menyusul seorang mukmin setelah dia meninggal dunia kelak ialah ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan, anak soleh yang dia tinggalkan, mushaf Al-Quran yang dia wariskan, masjid yang dia bangun, rumah tempat singgah musafir yang dia dirikan, air sungai (irigasi) yang dia alirkan, dan sedekah yang dia keluarkan di kala sihat dan masih hidup. Semua ini akan menyusul dirinya ketika dia meninggal dunia kelak.”(Riwayat Ibnu Majah dan Baihaqi)         

Pemahaman diri sebelum mulai menikah dan menjalani rumah tangga perlu dipikirkan matang- matang untuk mencegah adanya perceraian dan perilaku KDRT di keluarga nantinya. dan yang perlu diperhatikan adalah bagunlah keluarga yang dilandaskan hanya untuk mendapat Ridho dariNya dan menciptakan generasi yang rabbani dan mandiri. bukan karena nafsu semata, dan wanita yang baik hanya didapatkan untuk laki-laki yang baik. maka dari sekarang introspeksi diri kita,,, 

Bersyukurlah dirimu terhadap Allah karena telah diberikan orangtua yang selalu melindungimu, memberikan kasih sayangnya yang tak terbalaskan, membimbingmu ketika kau tumbuh dan berkembang dan setiap perkembangannya ibumu selalu menceritakan kepada ayah sungguh senangnya sang ayah mendengar cerita ketika ayah tiba sampai rumah, melihat ketika kau mulai merangkak, berdiri sampai berjalan, membimbingmu mengaji,membaca, menulis, membesarkanmu hingga dewasa, beliau selalu memenuhi kebutuhan yang kau inginkan,, saat dirimu sakit ayah dan ibumu berada disampingmu,, mendoakanmu dan merawatmu hingga kau segera sembuh,,,, 

ya allah... nikmat mana lagi yg kau dustakan.. terima kasih ya rabb engkau telah memberikanqu ayah ibu dan keluarga yang menyayangiku,, 
jika dibandingkan dengan mereka yg tak sempat mendapat kasih sayang dari kedua orangtuanya.. 
thanks god inspiration at tunas bangsa.. i love you so much my parents ^_^


Selasa, 10 Januari 2012

kardiomiopati dilatasi


Kasus 1
Tn. Nandi 50 tahun datang ke poliklinik jantung RS C dengan keluhan sakit kepala pada bagian belakang kepala dan tidak hilang dengan istirahat dan pemberian analgetik. Riwayat kesehatan mempunyai kebiasaan merokok 4 bungkus/hari. Riwayat keluarga ibu dan ayah menderita hypertensi. Tn. Nandi tidak pernah datang kembali ke dokter tersebut untuk control hypertensinya.
Sepuluh tahun kemudian tn. Nandi datang kembali ke RS C dengan keluhan sesak nafas dan kaki bengkak. Istri tn. Nandi memberitahukan bahwa suaminya jarang minum obat. TD : 170/110 mmhg, n : 120x/menit, p : 30x/menit, s : 36,5 0c, tampak lemah, ronchi +/+, edema pitting +/+. Pesanan dokter istirahat, furosemide 3x1 ampul, captopril 3x1 tablet, dan digoxin. Belum ada pemeriksaan penunjang.
Tugas:
a.    Buat patofisiologi sampai terjadinya kasus sepuluh tahun kemudian setelah didiagnosa hypertensi (dari awal hingga saat ini).
b.   Sebutkan keluhan-keluhan dan hasil-hasil pemeriksaan fisik yang mungkin ditemukan pada tn. Nadi (kembangkan berdasarkan teori yang terkait)
c.    Sebutkan jenis pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang sebaiknya dilakukan padan tn. Nandi (termasuk persiapan dan hasil yang mungkin ditemukan)
d.   Buat skema pengobatan atau penanganan kasus diatas
e.    Buat data analisa terhadap hasil-hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan data-data lainnya.
f.    Buat prioritas diagnosa keperawatan sesuai kasus
g.   Buat rencana keperawatan sesuai kasus

Dari kasus di atas pasien mengalami kasus “Kardiomiopati: Kardiomiopati Dilatasi


TIJAUAN TEORITIS
A.      Konsep Teori
1.         Definisi
Gambar. 1 Jantung normalàkardiomiopati
Kardiomiopati kongestif adalah bentuk kardiomiopati yang ditandai adanya dilatasi atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran atrium kiri, dan statis darah dalam ventrikel. (Smeltzer and Bare,Alih bahasa Agung Waluyo,2001:833).
Kardiomiopati kongestif/Dilatasi adalah suatu penyakit miokard yang primer atau idiopatik yang ditandai dengan dilatasi ruangan-ruangan jantung dan gagal jantung kongestif. (FKUI,1996:1072)
Kardiomiopati dilatasi (DCM) adalah kerusakan yang luas pada miofibril  dan mengganggu metabolisme jantung. (Ignatavicus et al,1995:918)
Hasil konsensus panel ahli mengemukakan definisi kardiomiopati yaitu; suatu kelompok heterogen dari penyakit miokardium yang terkait dengan disfungsi mekanik dan/atau elektrik yang biasanya (tidak selalu) menunjukkan adanya hipertrofi atau dilatasi ventrikular yang tidak sesuai dan karena adanya berbagai penyebab yang biasanya adalah faktor genetik. Kardiomiopati yang terbatas hanya pada jantung atau yang merupakan bagian dari kelainan sistemik, sering mengakibatkan kematian kardiovaskular atau gagal jantung progresif (1)
Jadi dari pengertian diatas  dapat disimpulkan bahwa kardiomiopati adalah  penyakit miokard yang primer atau idiopatik dengan adanya kerusakan yang luas pada miofibril jantung yang ditandai dengan dilatasi dilatasi atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran antrium kiri, dan statis darah dalam ventrikel.
2.         Etiologi
Tidak ada etilogi yang pasti dari kardimiopati, tetapi kemungkinan ada hubungan dengan beberapa hal, yaitu:
a.    Primer  (penyakit otot jantung tanpa diketahui penyebabnya)
b.   Sekunder (penyakit otot  dengan adanya penyebab  atau kemungkinan penyebab), yaitu:
§  Kelainan autoimun
§  Hipertensi sistemik
§  Autoantibodi yaitu antimyocardial antibodies
§  Proses infeksi (infeksi bakteri/virus)
§  Gangguan metabolik (defisiensi thiamine dan scurvy)
§  Gangguan imunitas (leukimia)
§  Kehamilan dan kelainan post partum
§  Toxic proses (alkohol dan chemoterapi)
§  Proses infiltrasi (amyloidosis dan kanker)

3.         Klasifikasi
Klasifikasi terbaru membagi kardiomiopati menjadi 2 kelompok besar berdasarkan dominasi organ yang terlibat. Kardiomiopati primer (genetik, non-genetik, didapat/acquired) adalah semata-mata melibatkan otot jantung dan prevalensinya relatif jarang. Pada Kardiomiopati sekunder ditemukan adanya kelainan miokardium yang merupakan bagian dari berbagai macam gangguan sistemik (multiorgan)(1).






a.       Kardiomiopati Primer
Kardiomiopati Primer
(terutama yang melibatkan jantung)

 


            Genetik                                               Campuran                             Acquired

Ø  HCM                                       - DCM                                     - Inflammatory
Ø  ARVC/D                                 - Restrictive (non-hypertro-    - Stress-provoked
Ø  LVNC                                       phied and non-dilated)         - Peripartum
Ø  Glycogen Storage                                                                   -Tachycardia-induced
Ø  Conduction defects                                                                - infant insulin-
Ø  Mithocondrial Myopathies                                                      dependent diabetic mothers
Ø  Ion Channel Disorders

Bagan 1. Klasifikasi kardiomiopati primer.
Secara klinis proses penyakit kardiomiopati primer berkaitan dengan miokardium.

b.      Kardiomiopati sekunder
Kardiomiopati sekunder yang penting terdapat di dalam tabel berikut ini.
Kelainan
Penyakit
Infiltratif
Amyloidosis (primer, familial autosomal dominant†, senil, bentuk sekunder)
            Gaucher disease†
            Hurler’s disease†
            Hunter’s disease†
Storage‡

Hemochromatosis
Fabry’s disease†
Glycogen storage disease† (tipe II, Pompe)
Niemann-Pick disease†
Toksisitas
Obat-obatan, Logam berat, agen kimia
Endomyocardial
Endomyocardial fibrosis
Hypereosinophilic syndrome (Löeffler’s endocarditis)
Inflamasi (granulomatosa)
Sarcoidosis
Endokrin

            Diabetes mellitus†
            Hyperthyroidism
            Hypothyroidism
            Hyperparathyroidism
            Pheochromocytoma
            Acromegaly
Cardiofacial

            Noonan syndrome†
            Lentiginosis†                   
Neuromuscular/neurological

Friedreich’s ataxia†
Duchenne-Becker muscular dystrophy†
Emery-Dreifuss muscular dystrophy†
Myotonic dystrophy†
Neurofibromatosis†
Tuberous sclerosis†

Nutritional deficiencies
Beriberi (thiamine), pallagra, scurvy, selenium, carnitine, kwashiorkor
Autoimmune/collagen

Systemic lupus erythematosis
Dermatomyositis
Rheumatoid arthritis
Scleroderma
Polyarteritis nodosa

Ketidakseimbangan elektrolit

Efek terapi kanker
Anthracyclines: doxorubicin (adriamycin), daunorubicin
Cyclophosphamide
Radiasi

Tabel 1. Macam penyakit yang mendasari kardiomiopati sekunder
*Akumulasi dari substansi abnormal di antara miosit.
 †Genetic (familial) origin.
‡Akumulasi substansi abnormal pada miosit.
4.         Patofisiologi
Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam terbentuknya hipertensi; faktor-faktor tersebut adalah:
       Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau variasi diurnal), mungkin berhubungan dengan meningkatnya respons terhadap stress psikososial dll
       Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriktor
       Asupan natrium (garam) berlebihan
       Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium
       Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi angiotensin II dan aldosteron
       Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO), dan peptide natriuretik
       Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi tonus vaskular dan penanganan garam oleh ginjal
       Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh darah kecil di ginjal
       Diabetes mellitus
       Resistensi insulin
       Obesitas
       Meningkatnya aktivitas vascular growth factors
       Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung, karakteristik inotropik dari jantung, dan tonus vaskular
       Berubahnya transpor ion dalam sel

5. Manifestasi Klinis
Genetik


·         Kelelahan dan kelemahan
·         Dispneu saat beraktivitas
·         Paroksimal Nokturnal Dispneu
·         Batuk dan mudah lelah
·         Distensi vena jugularis
·         Kongesti vena sistemik
·         Disritmia atau blok jantung
·         Gagal jantung (bagian kiri)
·         Emboli sistemik/ pulmonary
·         Kardiomegali sedang-berat 
·         Suara S3 dan S4  gallop pada auskultasi jantung
·         Insufisiensi mitral dan tricuspid
·         Tekanan darah normal/turun
·         Hepatomegali
·         Asites
·         Pittimg edema pada bagian tubuh bawah
·         Kulit dingin

6.         Komplikasi
Komplikasi dari Kardiomiopati Dilatasi sebagai berikut:
           Gagal jantung
Merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada DCM. Terjadi ketika otot jantung tidak cukup kuat untuk memompa darah yang cukup untuk seluruh tubuh, menyebabkan edema di paru-paru dan/ atau jaringan/ perifer. Beberapa orang memiliki penyakit yang stabil dan kondisi yang agak sedikit buruk. Sementara yang lain memiliki gejala berubah-ubah yang disebut gagal jantung. Hal ini mempengaruhi kedua sisi jantung( kiri dan kanan) menyebabkan gejala sesak nafas, edema tungkai, bendungan vena jugularis dan perut terasa penuh.
           Atrial fibrillation (AF)/ fibrilasi atrium
       Merupakan kelainan irama jantung yang paling sering pada DCM. Denyut jantung ireguler dan cepat, menyebabkan rasa berdebar-debar, meningkatkan napas yang pendek/ sesak nafas. Hal tersebut dapat berkaitan dengan gejala yang semakin memburuk atau perkembangan dari bekuan darah / emboli. Risiko dari bekuan tersebut diatasi dengan pemberian warfarin yang digunakan untuk mengencerkan darah jika terjadi fibrilasi atrium.
           Bekuan darah/ Thromboemboli
       Pada DCM, aliran darah yang melewati jantung lebih lambat dari biasanya. Hal ini menyebabkan bekuan darah terbentuk di jantung. Jika bekuan darah tersebut terlepas dari jantung dan ikut dalam sirkulasi, maka dapat menyebabkan kerusakan otak/ stroke. Pada DCM dengan pembesaran jantung, diperlukan pengobatan dengan warfarin/ antikoagulan, untuk mencegah pembentukan bekuan darah.
           Kelainan irama/ rhythm/ aritmia :
       Hal tersebut secara umum menyebabkan pusing, sesak nafas, palpitasi dan dapat juga asimtomatik. Beberapa kelainan irama yang dapat terjadi pada DCM :
1.        Ektopik ventrikular
       Kadang-kadang ada 1 denyut tambahan di luar denyut jantung. Tidak memerlukan pengobatan, tidak berbahaya, dan dapat ditemukan pada orang normal.
2.        Ventrikular takikardia
       Merupakan denyut jantung yang sangat cepat. Berkaitan dengan penurunan drastis dari tekanan darah dan gejala dari pusing sesak nafas atau bahkan pingsan. Tapi dapat juga asimtomatik. Dapat berespon terhadap obat atau ICD/ implantable cardioventer defibrillator.
3.        Ventricular fibrillation (VF)/ fibrilasi ventrikel
Jarang terjadi. Kelainan yang berat dan serius dari aktivitas elektrik irama jantung. Dapat menyebabkan kolaps dan bahkan kematian jika tidak disembuhkan.
           Sudden death/ kematian mendadak
Terjadi karena aritmia yang berat atau perkembangan bekuan darah yang besar. Obat- obatan dan/ atau ICD dapat mengurangi risiko ini.
           Heart block
       Jika sistem konduksi elektrikal jantung dalam jantung gagal untuk berfungsi dengan baik, jantung akan menjadi terlalu lambat.  Jika terjadi pandangan mata terasa gelap/ tidak sadar, maka diperlukan pacemaker.
           Efek samping dari pengobatan, meliputi :
1.        hipotensi 
2.        pandangan gelap dan pingsan
3.        reaksi lupus ( kumpulan gejala berupa bintik-bintik merah pada kulit dan artritis)
4.        pusing
5.        gangguan pencernaan
7.         Pemeriksaan Penunjang
a.         Radiologi: Pada foto rontgen dada, terlihat adanya kardiomegali, terutama ventrikel kiri. Juga ditemukan adanya bendungan paru dan efusi pleura
b.        Elektrokardiografi: ditemukan adanya sinus takikardia, aritmia atrial dan ventrikel, kelainan segmen ST dan gelombang T dan gangguan konduksi intraventrikular.  Kadang-kadang ditemukan voltase QRS yang rendah, atau gelombang Q patologis, akibat nekrosis miokard.
c.         Ekokardiografi : Tampak ventrikel kiri membesar, disfungsi ventrikel kiri, dan kelainan katup mitral waktu diastolik, akibat complience dan tekanan pengisian yang abnormal.
d.        Bila terdapat insufisiensi trikuspid, pergerakan septum menjadi paradoksal. Volume akhir diastolik dan akhir sistolik membesar dan parameter fungsi pompa ventrikel, fraksi ejeksi (EF) mengurang. Penutupan katup mitral terlambat dan penutupan katup aorta bisa terjadi lebih dini dari normal. Trombus ventrikel kiri dapat ditemukan dengan pemeriksaan 2D-ekokardiografi, juga aneurisma ventrikel kiri dapat disingkirkan dengan pemeriksaan ini.
e.         Radionuklear: pada pemeriksaan radionuklear tampak ventrikel kiri disertai fungsinya yang berkurang, menunjukkan dilatasi dan disfungsi ventrikel kiri ( RVG = ; ventrikulogram radionuklid ; TI = thaliun 201)
f.         Sadapan jantung: pada sadapan jantung ditemukan ventrikel kiri membesar serta fungsinya berkurang, regurgitasi mitral dan atau trikuspid, curah jantung berkurang dan tekanan pengisian intraventrikular meninggi dan tekanan atrium meningkat.
g.        Bila terdapat pula gagal ventrikel kanan, tekanan akhir diastolik ventrikel kanan, atrium kanan dan desakan vena sentralis akan tinggi. Dengan angiografi ventrikel kiri dapat disingkirkan dana neurisma ventrikel sebagai penyebab gagal jantung.
h.        Kateterisasi jantung
1.        Dilatasi dan disfungsi ventrikel kiri dan kanan
2.        Curah jantung menurun
i.          Angiografi : berkesan ventrikel kiri hipokinetik difus serta dilatasi, sering disertai dengan regurgitasi mitral
j.          Biopsi Endomiokard transvenus
1.        Digunakan pada kondisi seperti infiltrasi miokard oleh amiloid
2.        Berkesan inflamasi sel bundar miokardium
8.         Penatalaksanaan
a.         Penatalaksanaan Medis
·      Paracentesisi : untuk mengangkat kelebihan cairan di perut.
·      Rotating tourniquets
Memberikan tourniquet pada tungkai menurunkan kembalinya darah vena. Sirkulasi darah vena di tungkai bawah dibatasi, dan muatan kerja dari jantung diperkecil/dikurangi. Tourniquet biasanya digunakan selama dekompensasi dan edema pulmonary keras dan hanya sampai kekuatan kardiak ditingkatkan. Beberapa ahli menentang penggunaan ini karena menyebabkan darah berkumpul pada ekstremitas bagian bawah, tergantung pada posisi.
·      Pembedahan
Transplantasi jantung adalah pilihan pengobatan pada klien dengan kardiomiopati dilatasi berat (DCM) Kriteria untuk seleksi dilakukannya transplantasi jantung adalah:
           Harapan hidup kurang dari 1 tahun
           Umur lebih muda dari 65 tahun
           New York Heart Association (NYHA) kelas III-IV
           Normal atau dengan peningkatan resistensi pulmonal yang sedikit
           Tidak adanya infeksi aktif
           Status psikososial yang stabil
           Tidak adanya penyalahgunaan obat atau alkohol
·      Perangkat Implan
      Biventricular alat pacu jantung, yang menggunakan sengatan listrik untuk mengkoordinasikan tindakan ventrikel kiri dan kanan.
      Implan cardioverter-defibrillator (ICDs), yang memonitor irama jantung dan memberikan kejutan listrik bila diperlukan. Alat juga dapat berfungsi sebagai alat pacu jantung.
      Pemompa Jantung (perangkat pembantu ventrikel kiri, atau LVADs).
Ini perangkat mekanik yang ditanamkan ke dalam perut atau dada dan melekat pada  jantung yang melemah untuk membantu pompa pada jantung.
b.        Penatalaksaan Farmakologis
Terapi kardiomiopati dilatasi ini ditujukan untuk pengutangan garam dan penggunaan digitalis glikosida, vasodilator, dan diuretik. Antikoagulan diberikan untuk mencegah emboli sistemik atau pulmonal. Penggunaan diuretika, ACE inhibitor, vasodilator, digitalis, suplemen nutrisi, dan obat lain yang  dapat mengurangi gejala. Penyebab penyakit harus dihilangkan. Penggunaan defibrilator implan diperlukan untuk mengatasi aritmia berat. Sebagian kecil dari pasien bertambah parah dengan pengobatan dan memerlukan transplantasi jantung.
-            Obat Digitalis
Cardiak Output seperti digitalis mempunyai efek isotropic positif dan digunakan untuk meninngalkan miokardium contractility dan cardiac output. Kegiatan mereka dengan peningkatan cardiac output berlanjut dengan waktu kondisi, dan peningkatan refractory period . Permulaan obat-obat tersebut diberikan dalam digitalis dosis untuk memperoleh efisiensi cardiac output yang maksimal. Jika efektivitas obat itu diperoleh sangat besar, dosis lebih rendah digunakan untuk pemeliharaan.  Efek samping obat ini adalah mual dan muntah.
-            Vasodilator
Vasodilator menyebabkan relaksasi otot secara halus oleh karena mempersatukan vena, menurunkan resistensi peripheral, dan akhirnya menurunkan daya kerja jantung. Vasodilator dalam dosis rendah adalah aktivitas penurunan kapiler pulmonary dan ventrikel kiri sudut tekanan, dalam dosis tinggi, hal itu menurunkan kelebihan daya. Efek samping obat ini diantaranya hipotensi, mual, muntah, sakit kepala atau compensatory.
           ACE inhibitor (seperti Captopril, Enalapril, Lisinopril, Enalapril )
ACE ( Angiotensin-converting enzyme) inhibitor terbukti dapat digunakan untuk mencegah perkembangan dilatasi jantung dan berguna untuk pasien DCM. Merupakan suatu vasodilator. Efek sampingnya adalah batuk kering (akibat peningkatan sintesis bradikinin), rash, rasa mengecap logam, dan jarang terjadi bengkak lidah.
           Beta-blockers (seperti Metoprolol, Carvedilol, Bisoprolol )
Jika timbul gagal jantung, maka terjadi peningkatan produksi adrenalin yang dapat menyebabkan kerusakan jantung yang lebih parah. Hal tersebut dapat dicegah dengan penggunaan beta bloker. Dengan penggunaan jangka panjang akan mengembangkan penyembuhan dari DCM. Efek samping terjadi pada sebagian kecil pasien dan termasuk kelelahan yang memburuk, tangan menjadi dingin dan wheezing. Pemberian golongan ini dimulai dengan dosis rendah dan bertahap secara perlahan.
           Digoxin
Digunakan untuk mengontrol denyut jantung jika terjadi fibrilasi atrium. Meskipun denyut jantung normal, Digoxin diberikan utnuk membantu meningkatkan kontraksi otot jantung (inotropik positif). Tapi hanya diberikan jika gejala penyakit tidak dapat diatasi dengan pemberian ACEi dan beta bloker.
           Diuretika (seperti Furosemide, Bumetamide, Amiloride )
Obat ini dikenal sebagai “pil air” dan digunakan untuk mengurangi retensi cairan dalam tubuh dengan meningkatkan produksi urine. Jika gejala sudah teratasi, penggunaan obat ini dapat dikurangi. Efek sampingnya hipokalemia, dan diatasi dengan kombinasi antara Furosemide dengan Spironolakton, atau diberikan suplemen kalium atau diuretik hemat kalium.  Bila pasien diberi diuretic, biasanya pasien menjadi lemah atau kebimbangan. Harus diobservasi kehilangan elektrolit, ketika diuretic digunakan. Kehilangan tersebut dapat berupa kehilangan potassium, klorida, sodium, dan calsium. Kehilangan pitasium dan klorida dapat menajdi asidosis metabolic. Observasi juga tanda-tanda kehilangan elektrolit yaitu haus, kram, pada poerut, lemah, banyak tidur, kejang otot.
           Antagonis aldosteron (Spironolakton )
Merupakan salah satu tipe dari obat diuretika yang dapat mengurangi pembentukan jaringan parut pada ventrikel dan dapat memperbaiki prognosis pada penyakit ini.
           Warfarin/ antikoagulan
Untuk mencegah pembentukan bekuan darah. Obat ini mengencerkan darah dan bekerja dengan baik untuk mencegah stroke. Tapi, penggunaan warfarin yang berlebihan juga menyebabkan darah tidak dapat membeku.
           Amiodarone( anti aritmia)
Digunakan untuk penatalaksanaan kelainan irama jantung/ aritmia.  Mengurangi insidensi untuk fibrilasi atrium. Mengurangi risiko kematian mendadak. Efek samping yang dapat terjadi adalah dilatasi pembuluh darah perifer, sensitivitas terhadap matahari,dan kelainan pada hormone tiroid.
Kortikosteroid dan immunosupressan dapat berguna bagi orang yang mengalami inflamasi, serta vasodilator digunakan untuk melawan kongesti. Golongan kalsium antagonis tidak dianjurkan untuk dikombinasi pemberiannya dengan pengobatan standar seperti di atas, dan bukan merupakan pengobatan lini pertama. Secara umum penggunaan obat-obat golongan ini dapat ditoleransi dengan baik, walaupun efek depresi miokardium yang merupakan efek samping penting yang harus dipertimbangkan dalam pilihan pengobatan.
c.       Penatalaksanaan Perawat
·         Observasi tanda-tanda kehilangan elektrolit yaitu haus, kram, pada perut, lemah, banyak tidur, kejang otot.
·         Anjurkan Istirahat total bagi klien yang menjalani perawatan jangka panjang agar terjadi penurunan beban kerja jantung yang melemah.
·         Bantu Pasien melanjutkan aktivitas regulernya yang masih dapat ditoleransi.
·         Mengontrol berat badan klien
berat badan yang meningkat 3-4 kg lebih dari 1 atau 2 hari menunjukkan akumulasi cairan.
·         Memberitahu klien untuk mengurangi penggunaan rokok dan konsumsi alkohol dengan memberikan penkes.
·         Jika pasien dalam ortopnea harus didukung dalam posisi fowler yang tinggi.
·         Melakukan mobilisasi secara teratur pada klien untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah robeknya jaringan dikarenakan tekanan dari edema.
d.        Penatalaksanaan Non Farmakologis (diet)
-            Exercise sederhana (contohnya berjalan, bersepeda) Pemenuhan oksigen ke jaringan Penambahan oksigen digunakan untuk menjamin secara adekuat oksigen ke sel-sel. Selama pemberian oksigen ini, harus diobservasi warna, respirasi dan tanda-tanda vital.
-            Diet pembatasan sodium/Diet rendah garam (< 4 g/hari)
Membatasi pemasukan sodium dalam cara lain, sehingga darah dapat diturunkan. Sodium menyeabkan retensi air, sumber eliminasi diet dari sodium dapat mencegah dan mengontrol retensi cairan.
-            Istirahat
       Pasien harus diletakan pada posisi untuk menghindari ketidakperluan membuang energi. Jika pasien dalam ortopneu harus didukung dalam posisi fowler yang tingi. Pasien harus dimobilisasi secara teratur untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah robeknyajaringan dikarenakan tekanan dari edema.

9.         Pencegahan
1)        Pencegahan primer
a.         Anjurkan klien untuk mengurangi konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok.
b.        Cegah proses infeksi
c.         Monitor terjadinya hipertensi sistemik
d.        Monitor keadaan wanita selama masa kehamilan
2)        Pencegahan sekunder
a.         Monitor tanda awal dari gagal jantung kongestif.
b.        Evaluasi klien dengan disritmia.
3)        Pencegahan tersier.
a.         Perhatikan petunjuk spesifik pemakaian obat
b.        Pertimbangkan untuk dilakukan transplantasi jantung
c.         Evaluasi pemberian terapi antikoagulasi untuk mengurangi embolisme sistemik.
10.     Faktor Risiko
Tak semua orang dengan kardiomiopati juga punya gejala yang terlihat. U.S. National Heart, Lung, and Blood Institute mengatakan pentingnya mempelajari beberapa faktor risiko mayor, seperti:
1.         Punya anggota keluarga dengan riwayat kardiomiopati, gagal jantung atau serangan jantung.
2.         Mempunyai kondisi lain yang bisa memicu kardiomiopati seperti serangan jantung, penyakit jantung atau peradangan jantung akibat infeksi virus.
3.         Mengidap diabetes melitus, menderita kelainan metabolik atau mengalami obesitas berat.
4.         Mengidap penyakit yang menyebabkan kerusakan jantung.
5.         Mengalami ketergantungan terhadap alkohol dalam waktu lama.
6.         Mengalami tekanan darah tinggi dalam waktu yang lama.
Banyak faktor yang dapat mengubah dan memperbesar ruang utama jantung Anda memompa (kiri ventrikel). Faktor risiko untuk kardiomiopati dilatasi meliputi:
1.          Tekanan darah tinggi (hipertensi)
2.          Pengerasan dan penyempitan arteri (aterosklerosis)
3.          Masalah katup jantung
4.          Kerusakan pada otot jantung dari serangan jantung sebelumnya
5.          Tingkat jantung yang cepat (takikardia)
6.          Riwayat keluarga kardiomiopati dilatasi
7.          Alkoholisme
8.          Beberapa obat kemoterapi untuk mengobati kanker
9.          Kokain penyalahgunaan
10.      Virus atau bakteri infeksi pada otot jantung
11.      Gangguan metabolik, seperti penyakit tiroid atau diabetes
12.      Menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan yang Anda makan (hemachromatosis)
13.      Kekurangan nutrisi dari vitamin esensial dan mineral
14.      Peradangan otot jantung dari gangguan sistem kekebalan
15.      Logam dan senyawa beracun lainnya, seperti timah, merkuri dan arsen
16.      Gangguan neuromuskular, seperti distrofi otot

B.       KonsepAsuhan Keperawatan
1.         Pengkajian
DS
DO
Klien mengeluh:
- sesak
- kaki bengkak
- mengeluh lemah
- Pasien mengatakan sulit berjalan dan bangun dari tempat tidur
-     Klien mengatakan tidur siang tidak teratur, sebentar-sebentar.
-     Klien mengatakan tidur sering terbangun karena sesak.
-     Klien mengatakan tidur malam 4 jam

Tn. Nandi, 60 thn
TD: 170/110 mmHg
N: 120 x/menit
P: 30 x/menit
S: 36,5 0C
Tampak lemah
Ronkhi (+)
Edema pitting (++/++)
orthopnea
Asites pada abdomen
 S3 da S4 (+)
JVD (+)
Klien tampak gelisah
Klien tampak cemas saat menanyakan penyakitnya
Klien sudah 2 X akibat komplikasi hipertensinya
Denyut dan irama jantung berubah
Kulit teraba dingin/lembab
Nadi perifer tidak teraba
Distensi vena jugularis (+)
Rongten dada: Kardiomegali ventrikel kiri

a.       Pengumpulan Data
1)      Data Demografi
Angka kejadian kardiomiopati dilatasi adalah  2 X terjadi pada laki-laki dan terjadi pada usia pertengahan. (Ignatavicius et al, 1995:919)
2)      Riwayat Kesehatan
a)  Riwayat Kesehatan Sekarang
Umumnya klien datang dengan keluhan adanya sesak. Sesa yang dirasakan bertambah bila dilakukan aktivitas dan tidur terlentang dan berkurang bila diistirahatkan dan memakai 2-3 bantal. Sesak dirasakan pada daerah dada dan seperti tertindih benda berat. Skala sesak 0-4  dan dirasakan sering pada siang dan malam hari.
b)  Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji adanya Kelainan autoimun, Hipertensi sistemik, Autoantibodi yaitu antimyocardial antibodies, Proses infeksi (infeksi bakteri/virus), Gangguan metabolik (defisiensi thiamine dan scurvy), gangguan imunitas (leukimia), Kehamilan dan kelainan post partum, toxic proses (alkohol dan chemoterapi), proses infiltrasi (amyloidosis dan kanker)
c)  Riwayat kesehatan keluarga
Kaji adanya anggota keluarga / lingkungan yang mempunyai penyakit menular infeksi seperti TB dan hepatitis. Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi, jantung dan diabetes melitus di keluarga, bila ada cantumkan dalam genogram.
3)      Pola Aktivitas Sehari-hari
Nutrisi klien dikaji adanya konsumsi garam, lemak, gula dan kafein dan jenis makanan. Klien mungkin akan merasa haus dan minum berlebihan (4000-5000 mL) akibat sekresi aldosteron. Adanya penurunan aktivitas dan aktivitas sehari-harinya (ADL) akibat adanya lemah, letih dan adanya dispneu. Istirahat terganggu akibat dispneu dan sering terbangun pada malam hari untuk eliminasi BAK.
4)      Pemeriksaan Fisik
a.         Sistem Pernafasan/breath
Dispneu saat beraktivitas, Paroksimal Nokturnal Dispneu, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bnatal, Batuk dengan/ tanpa pembentukan sputum, riwayat paru kronis, penggunaan bantuan pernafasan (oksigen dan medikasi), nafas dangkal,takipneu, penggunaan otot aksesori pernafasan.bunyi nafas mungkin tidak terdengar, dengan krakels basilar dan mengi.
b.        Sistem Kardiovaskular/blood
Distensi vena jugularis, pembesaran jantung, adanya nyeri dada, suara s3 dan s4 pada auskultasi jantung ,tekanan darah normal/turun, takikardi, disritmia (fibril atrium, blok jnatung dll)nadi perifer mungkin berkurang,;perubahan denyutan dapat terjadi;nadi sentral mungkin kuat, punggung kuku pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat.
c.         Sistem Pencernaan/bowel
Kaji adanya peningkatan berat badan secara signifikan, mual dan muntah, anorexia, adanya nyeri abdomen kanan atas, hepatomegali dan asites
d.        Sistem Muskuloskeletal/bone
Kelelahan, kelemahan, sakit pada otot dan kehilangan kekuatan/ tonus otot.
e.         Sistem Persyarafan/brain
Kaji adanya rasa pening, perubahan prilaku, penurunana kesadaran dan disorientasi
f.         Sistem Perkemihan/bladder
Kaji adanya nokturia dan penurunanan berkemih, urine berwarna gelap, penggunaan dan keadaan kateterisasi .
g.        Sistem Integumen
Pittimg edema pada bagian tubuh bawah, dan kulit teraba dingin, adanya kebiruan, pucat, abu-abu dan sianotik , dan adanya kulit yang lecet.
h.      Aktivitas
kelelahan otot, peningkatan kebutuhan tidur, kelemahan
i.        Seksualitas
Perubahan libido,perubahan aliran mensturasi
j.        Nyeri/kenyamanan
Edema ekstermitas
5)      Data psikologis
Kaji adanya kecemasan, gelisah  dan konsep diri dan koping klien  akibat penyakit, keprihatinan finansial dan hospitalisasi.
6)      Data sosial
Perlu dikaji tentang persepsi klien terhadap dirinya sehubungan dengan kondisi sekitarnya, hubungan klien dengan perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya. Biasanya klien akan ikut serta dalam aktivitas sosial atau menarik diri akibat adanya dispneu, kelemahan dan kelelahan.
7)      Data spiritual
Kaji tentang keyakinan atau persepsi klien terhadap penyakitnya dihubungkan dengan agama yang dianutnya.. Biasanya klien akan merasa kesulitan dalam menjalankan ibadahnya.
8)      Data Penunjang
(a)  Pemeriksaan Laboratorium
Radiologi: Pada foto rontgen dada, terlihat adanya kardiomegali, terutama ventrikel kiri. Juga ditemukan adanya bendungan paru dan efusi pleura
Elektrokardiografi: ditemukan adanya sinus takikardia, aritmia atrial dan ventrikel, kelainan segmen ST dan gelombang T dan gangguan konduksi intraventrikular.  Kadang-kadang ditemukan voltase QRS yang rendah, atau gelombang Q patologis, akibat nekrosis miokard.
Ekokardiografi : Tampak ventrikel kiri membesar, disfungsi ventrikel kiri, dan kelainan katup mitral waktu diastolik, akibat complience dan tekanan pengisian yang abnormal.
Bila terdapat insufisiensi trikuspid, pergerakan septum menjadi paradoksal. Volume akhir diastolik dan akhir sistolik membesar dan parameter fungsi pompa ventrikel, fraksi ejeksi (EF) mengurang. Penutupan katup mitral terlambat dan penutupan katup aorta bisa terjadi lebih dini dari normal. Trombus ventrikel kiri dapat ditemukan dengan pemeriksaan 2D-ekokardiografi, juga aneurisma ventrikel kiri dapat disingkirkan dengan pemeriksaan ini.
Radionuklear: pada pemeriksaan radionuklear tampak ventrikel kiri disertai fungsinya yang berkurang.
Sadapan jantung: pada sadapan jantung ditemukan ventrikel kiri membesar serta fungsinya berkurang, regurgitasi mitral dan atau trikuspid, curah jantung berkurang dan tekanan pengisian intraventrikular meninggi dan tekanan atrium meningkat.
Bila terdapat pula gagal ventrikel kanan, tekanan akhir diastolik ventrikel kanan, atrium kanan dan desakan vena sentralis akan tinggi. Dengan angiografi ventrikel kiri dapat disingkirkan dana neurisma ventrikel sebagai penyebab gagal jantung.

2

Daftar Pustaka
Doengoes, Marilynn.E. Alih bahasa I Made Kariasa. Rencana Asuhan Keperwatan. Jakarta: EGC. 2001.
Eryana, Nanang. Askep Kardiomiopati. http://nezs.edublogs.org/2011/01/02/askep-kardiomiopati/ diterbitkan tanggal 22 Januari 2011 diakses tanggal 14 Desember 2011
Lewis, Sharon Mantik , Margaret McLean Heitkemper and Shannon Ruff Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing : Assestment and Management of Clinical Problems Fifth Edition. St Louis Missouri : Mosby
FKUI. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Jakarta:FKUI. 1996.
Smeltzer and Bare. Alih bahasa Agung Nugroho. Buku Ajar Medikal Bedah Volume 2. Jakarta: EGC. 2001.
1 Maron BJ dkk, 2006, “Contemporary Definitions and Classification of The Cardiomyopathies”, Circulation, 113, 1807-1816.